Untuk kenal lebih dalam sebuah bahasa pemrograman, tentu kita harus mengetahui karakteristik dari bahasa tersebut. Kotlin adalah bahasa pemrograman yang ringkas, aman, pragmatis dan difokuskan pada interoperabilitas dengan bahasa Java.
Kotlin berjalan lancar dengan semua library dan frameworks Java yang sudah ada. Tentunya Kotlin juga memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya disukai oleh banyak developer. Mari kita bahas bersama beberapa karakteristik tersebut.
Modern and Concise
Kotlin dikenal dengan bahasa modern yang ringkas untuk dituliskan. Kotlin mampu memangkas berbaris-baris kode menjadi hanya beberapa baris saja. Seperti kita ketahui, programer menghabiskan banyak waktunya untuk membaca dan menuliskan kode. Ketika kita sedang mengembangkan sebuah aplikasi, hal yang pertama kita lakukan pastinya adalah membaca kode. Baik kode dari sebuah dokumentasi atau pun kode yang sudah ada pada proyek yang sedang dikerjakan. Membaca atau menuliskan kode yang ringkas dan mudah dipahami tentunya menjadi sebuah keuntungan sendiri bagi seorang programer.
Semakin ringkas sebuah kode, maka semakin cepat pula untuk kita pahami. Selain ringkas, faktor lain seperti penamaan fungsi juga akan sangat berpengaruh. Kotlin memiliki fungsi-fungsi bawaan yang namanya mudah diingat. Bahkan pilihan keyword yang terkesan sangat sederhana. Mari kita perhatikan perbandingan antara Kotlin dan Java berikut:
Java:
- public class SomeClasses{
- public static void main(String[] args){
- System.out.println("Hello");
- }
- }
Kotlin:
- class SomeClasses{
- fun main(){
- println("Hello")
- }
“Hal apa yang pertama kali Anda lihat ketika melihat 2 (dua) kode di atas?”.
“Kotlin tidak memerlukan semicolon atau tanda titik koma (;)”.
Ya benar, itu adalah salah satu ciri dari Kotlin. Sederhana, tapi tak jarang programer dibuat pusing karena lupa menambahkan semicolon di akhir kode ketika ngoding dengan Java. Kode di atas memiliki kegunaan yang sama namun dituliskan dengan bahasa pemrograman yang berbeda. Terlihat dengan sangat jelas bahwa kode yang dituliskan dengan Kotlin lebih ringkas dan lebih mudah dipahami, bukan? Nah, itu belum seberapa. Pada akademi ini Anda akan melihat banyak contoh kode yang menunjukan bahwa Kotlin adalah bahasa yang sangat ringkas.
Kotlin juga dibekali dengan beberapa standard library seperti higher-order function, extension function, dll yang membuat penulisan kodenya semakin ringkas. Semuanya akan kita pelajari satu per satu pada akademi ini.
Pragmatic
Sebuah bahasa pemrograman bisa dikatakan pragmatis jika mampu mengatasi masalah dengan praktis. Kotlin dikembangkan berdasarkan permasalahan-permasalahan yang sering dialami oleh programer di JetBrains. Tanpa mengesampingkan saran dan feedback dari komunitas, dalam setiap rilisnya Kotlin selalu memperbarui fitur-fitur yang ada demi solusi praktis bagi programer.
Selain ringkas ditulis, hal lain yang membuat Kotlin bisa dikatakan pragmatis adalah dukungan tools yang sangat membantu proses penulisan kode. JetBrains menambahkan dukungan Kotlin pada IntelliJ IDEA beserta plugin-plugin yang disesuaikan dengan setiap fitur yang ada pada Kotlin.
Plugin yang ada pun mampu menuntun programer untuk mempelajari fitur-fitur pada Kotlin. Sebagai contoh, kita bisa mengkonversi kode Java menjadi Kotlin secara otomatis hanya dengan melakukan copy-paste kode saja pada berkas Kotlin. Dengan begitu, secara tidak langsung kita bisa belajar seperti apakah jika sebuah kode pada Java dituliskan dengan Kotlin. Contoh lain, IntelliJ IDEA mampu menampilkan peringatan pada sebuah kode yang penulisannya kurang tepat. Tak hanya itu, setiap peringatan selalu disertai dengan saran perbaikan. Tentunya kita akan belajar bagaimana seharusnya sebuah kode dituliskan pada Kotlin.
Pada modul selanjutnya kita juga akan mempelajari secara lebih lengkap bagaimana peran IDE dalam mendukung Kotlin sebagai bahasa yang praktis
Safe
Seperti apakah pengertian “aman” dalam sebuah bahasa pemrograman? Apakah “aman” artinya kita bisa membuat aplikasi yang tidak mudah dibobol? Tentu tidak. Ketika seorang programer menuliskan banyak kode untuk membangun aplikasi, akan ada saatnya programer tersebut bertemu dengan beberapa masalah. Masalah yang muncul pun bermacam-macam. Mulai dari kode yang eror, proyek tak berhasil di-build, atau bahkan fitur yang tak berfungsi semestinya. Apakah ini yang akan kita bahas? Tidak, kita belum akan membahas masalah-masalah tersebut di sini.
Dengan berjalannya Kotlin di atas JVM, keamanan dari sisi memori lebih terjamin. Begitu keamanan dari sisi masalah lain yang bersumber dari kesalahan penggunaan memori yang dialokasikan secara dinamis. Di samping itu Kotlin juga menjamin bahwa tingkat keamanan lebih tinggi dibandingkan dengan Java. Misalnya, ketika ingin mendeklarasikan sebuah tipe pada Kotlin, baik tipe data, argumen, ataupun lainnya, Kotlin mampu menyimpulkan tipe tersebut secara otomatis. Sehingga kita tidak perlu menuliskannya secara eksplisit. Tentunya ini akan sangat membantu, karena banyak juga masalah yang disebabkan oleh kesalahan deklarasi tipe tersebut.
Lebih dari itu, Kotlin mampu memeriksa kesalahan pada saat kompilasi, sehingga memungkinkan kita untuk mencegah kesalahan tersebut. Yang paling hebat, Kotlin menghilangkan NullPointerException yang sering disebut sebagai “The billion dollar mistake” oleh programer Java. Kotlin membedakan antara objek yang boleh null atau tidak boleh null pada saat objek itu dibuat. Tentunya juga menyediakan beberapa solusi untuk penulisannya. Fitur tersebut dikenal dengan Null Safety. Sebagai contoh, kode berikut:
- var a : String = "Kotlin"
- a = null //kompilasi error
Secara default, Kotlin mengasumsikan nilai dari sebuah properti tidak boleh null. Oleh karena itu, kode pada baris kedua akan langsung dianggap eror. Namun seringkali kita tidak bisa menghindari bahwa sebuah data ternyata null, apalagi ketika kita mengkonsumsi data yang didapatkan dari server. Kita pun bisa menetapkan sebuah properti nullable dengan menambahkan tanda (?) pada tipe datanya.
- var a : String? = "Kotlin"
- a = null
Properti a sekarang bisa ditetapkan sebagai nullable, dan untuk mengaksesnya kita perlu menerapkan sebuah mekanisme untuk menghindari kesalahan kompilasi. Terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan. Semuanya akan dibahas pada modul terpisah.
Statically Typed
Seperti yang tertulis http://kotlinlang.org dan juga di awal akademi ini, Kotlin termasuk ke dalam bahasa pemrograman statically typed. Artinya setiap ekspresi di dalam sebuah program dapat dikenali pada saat kompilasi. Kompiler juga bisa memastikan bahwa semua fungsi yang ingin diakses terdapat pada objek yang digunakan. Hal ini berbeda dengan beberapa bahasa pemrograman lain yang juga berjalan di atas JVM seperti Groovy dan JRuby. Kedua bahasa tersebut termasuk ke dalam bahasa pemrograman dynamically typed.
Di sisi lain, jika dibandingkan dengan Java yang juga merupakan bahasa pemrograman statically typed, Kotlin memungkinkan kita untuk tidak menuliskan tipe variabel secara eksplisit. Ini akan menghindarkan kita dari kesalahan seperti salah menuliskan tipe data atau yang lainnya. Sebagai contoh:
- val company = "dicoding"
Tanpa menuliskan tipe data String secara eksplisit, kompiler secara otomatis akan mengetahui bahwa variabel company merupakan sebuah String. Sebabnya, variabel tersebut diisi dengan nilai String. Tentunya ini juga membuat kode yang dituliskan menjadi lebih ringkas. Fitur tersebut dinamakan dengan type inference, yaitu sebuah mekanisme yang dijalankan oleh kompiler untuk menyimpulkan tipe dari sebuah context.
Selama ini, terdapat banyak perdebatan mengenai statically typed atau dynamically typed yang bagus dalam hal produktivitas. Tentunya banyak juga perbedaan pendapat dari para developer. Keduanya memiliki keunggulan masing-masing. Berikut adalah beberapa keunggulan dari bahasa pemrograman statically typed:
- Mengakses sesuatu akan lebih cepat karena kita tidak perlu mencari tahu fungsi mana yang perlu dipanggil;
- Karena kompiler menjamin kebenaran program, peluang untuk crash saat runtime akan berkurang;
- Pengetikan statis memungkinkan proses refactoring yang lebih mudah, apalagi dengan dukungan tool yang hebat seperti auto complete dan yang lainnya;
- Lebih mudah untuk bekerja dengan relasional database dan sistem lain yang juga bergantung pada pengetikan statis.
Selain itu, Kotlin juga mendukung function type, yang nanti akan kita pelajari pada modul functional programming.
Free and Open-Sources
Bagi pegiat open-sources dan developer pada umumnya, hal ini tentunya sangat menguntungkan. Kompiler, library, tools, dan terutama Kotlin itu sendiri bebas untuk diakses gratis. Seperti yang sudah disebutkan di awal akademi, Kotlin mempunyai lisensi Apache 2.0. Anda pun bisa memantau atau berkontribusi untuk pengembangan Kotlin pada repo-nya di https://github.com/jetbrains/kotlin. Beberapa IDE yang bisa Anda gunakan seperti IntelliJ IDEA, Android Studio dan Eclipse juga termasuk ke dalam open-sources software.
Saat ini sudah terdapat ratusan developer yang berkontribusi dengan ribuan commit-nya pada pengembangan Kotlin. Jika Anda tertarik untuk berkontribusi, tersedia juga panduan yang lengkap pada tautan ini. Semakin banyak kontribusi dari developer-developer hebat, tentunya Kotlin akan menjadi kian powerful